K. MUHSIN AMIR UNGKAP 5 KEUNGGULAN KITAB KHOTBAH JUMAT KARYA HADLRATUSY SYAIKH KH. MUHAMMAD ILYAS SYARQAWI

USHULUDDIN Sabtu, 16 Maret 2019 22:52 WIB
4679x ditampilkan Berita

Guluk-Guluk – INSTIKA – Setidaknya ada 5 ciri khas yang menjadi keunggulan kitab Khotbah Jumat karya Hadlratusy Syaikh KH. Muhammad Ilyas bin Assyarqawi. Demikian kata salah satu kiai Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Drs. Muhammad Muhsin Amir.

Hal ini disampaikannya dalam Bedah Kitab Khotbah Jumat yang diselenggarakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) di Aula Asysyarqawi, Rabu (13/3/2019).

5 ciri khas kitab khotbah tersebut adalah; pertama, bahasa Arab yang dipakai K. Ilyas dalam menulis kitab khotbahnya adalah bahasa Arab yang mengandung sastra Arab dan ilmu balaghah yang sempurna. Memakai kalimat yang ringkas dan padat. Setiap kata memiliki makna yang sangat luas. Selain itu, dalam manuskrip yang berbentuk tulisan tangan langsung K. Ilyas, tidak ditemukan kesalahan teknis penulisannya. “Tidak ada tulisan yang diulang, dihapus atau dicoret karena kesalahan tulis,” terang K. Muhsin.

Kedua, jika membaca khotbah Jumat dengan kitab itu, maka akan terasa jika khotbahnya tidak terlalu lama dan tidak terlalu sebentar. Artinya khotbah itu sedang. Hal ini, menurut K. Muhsin sesuai dengan hadis nabi yang mengabarkan bahwa nabi salat dan berkhotbah dalam jangka waktu yang sedang.

Ketiga, doa saat khotbah yang tertuang dalam kitab itu terbilang panjang. Pada umumnya doa-doanya berisi permohonan supaya negeri ini dipimpin oleh pemimpin Islam, yang amanah, saleh dan takwa.

Keempat, sebagian besar kitab khotbah itu disusun disesuaikan dengan kalender hijriyah. Masing-masing bulan hijriyah ada khotbahnya tersendiri, termasuk khotbah pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Kelima, dalam kitab khotbah itu, K. Ilyas sama sekali tidak menyinggung Undang-Undang Dasar ’45 dan Pancasila. Namun, kata K. Muhsin, secara garis besar kitab khotbah itu menganjurkan kepada umat Islam agar taat dan tunduk kepada Allah, Rasul-Nya, serta Ulil Amri selama ia tunduk dan takwa kepada Allah Swt.

Selain dari 5 ciri khas itu, K. Muhsin menambahkan, objek kajian kitab khotbah karya kakeknya ini sangatlah luas. Berbagai macam persoalan, mulai dari politik, ekonomi, pendidikan, ilmu-ilmu alam, hingga masalah keluarga, diangkat dalam kitab khotbah itu. “Khotbah dalam kitab ini masih sangat relevan untuk disampaikan pada masa sekarang,” katanya.

Mengenai kitab khotbah yang sudah tersebar di kalangan santri dan alumni Annuqayah, K. Muhsin menyampaikan bahwa kitab foto copyan yang menyebar itu belum lengkap. Hanya terdapat 29 khotbah. Padahal, dalam kitab aslinya (manuskrip) yang belum diterbitkan jumlahnya melebihi yang sudah beredar tersebut. “Manuskripnya ada pada saya,” ungkapnya.

Penulis: Masykur Arif (LP2D)